Senin, 10 Oktober 2011

4. Klasifikasi Layanan cloud Computing

Dari sisi jenis layanan tersendiri, Cloud Computing, terbagi dalam 3 jenis layanan, yaitu : Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service (IaaS).

1. Software as a Service (SaaS)

SaaS merupakan layanan Cloud Computing yang terlebih dahulu populer. Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application Service Provider). Sesuai namanya, SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak (software) dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk pembelian lisensi maupun in house development.



Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan tanpa perlu direpotkan dengan instalasi software tersebut. Hanya saja dengan konsep SaaS ini, pelanggan tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi yang mereka sewa. Hanya fitur-fitur aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia saja yang dapat disewa oleh pelanggan. Dan karena arsitektur aplikasi SaaS yang bersifat multi tenant, memaksa penyedia untuk hanya menyediakan fitur yang bersifat umum, tidak spesifik terhadap kebutuhan pengguna tertentu.

Meskipun demikian, kustomisasi masih dapat dilakukan oleh pengguna, meskipun hanya untuk skala dan fungsi yang terbatas. Tapi dengan semakin berkembangnya pasar dan kemajuan teknologi pemrograman, keterbatasan-keterbatasan tersebut pasti akan berkurang dalam waktu yang tidak terlalu lama.

2. Platform as a Service (PaaS)

PaaS merupakan layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu saja hanya bisa berjalan diatas platform tersebut. Seperti juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memory, media penyimpanan, processing power dan lain-lain, yang semuanya diatur oleh provider layanan tersebut. Pionir di area ini adalah Google AppEngine, yang menyediakan berbagai tools untuk mengembangkan aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakan bahasa pemrograman Phyton dan Django. Kemudian Salesforce juga menyediakan layanan PaaS melalui Force.com, menyediakan modul-modul untuk mengembangkan aplikasi diatas platform Salesforce yang menggunakan bahasa Apex.

3. Infrastructure as a Service (IaaS)

Layanan ini (IaaS) terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. Ini merupakan sebuah layanan yang "menyewakan" sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya. Model bisnisnya mirip dengan penyedia data center yang menyewakan ruangan untuk co-location, tapi ini lebih ke level mikronya.

Penyewa tidak perlu tahu, dengan mesin apa dan bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS. Yang penting, permintaan mereka atas sumberdaya dasar teknologi informasi itu dapat dipenuhi. Perbedaan mendasar dengan layanan data center saat ini adalah IaaS memungkinkan pelanggan melakukan penambahan/pengurangan kapasitas secara fleksibel dan otomatis.

Sedangkan dari jangkauan layanan, cloud computing terbagi menjadi 3 yaitu Public Cloud, Private Cloud dan Hybrid Cloud

1. Public Cloud

Jenis cloud ini oleh penyedia layanannya diperuntukkan untuk umum. Layanan-layanan yang disediakan dapat digunakan oleh semua level pengguna, baik perorangan maupun organisasi dan perusahaan.

2. Private Cloud

Merupakan sebuah infrastruktur layanan cloud yang dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud tersebut bisa saja dikelola oleh organisasi tersebut atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Dan biasanya hanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.

3. Hybrid Cloud

Untuk jenis layanan ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud tersebut tetap terintegrasi. Misalnya, mekanisme load balancing antar cloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang optimal.

Demikian sedikit penjelasan dari model-model cloud yang disarikan dari NIST. Namun seperti diakui oleh lembaga ini, definisi dan batasan dari Cloud Computing sendiri masih mencari bentuk dan standarnya. Di mana nanti pasarlah yang akan menentukan model mana yang akan bertahan dan model mana yang akan mati. Namun semua sepakat bahwa cloud computing akan menjadi masa depan dari dunia komputasi. Bahkan lembaga riset bergengsi Gartner Group juga telah menyatakan bahwa Cloud Computing adalah wacana yang tidak boleh dilewatkan oleh seluruh pemangku kepentingan di dunia TI, mulai saat ini dan dalam beberapa waktu mendatang.

Disarikan dari :
kaskus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar